Translate

Kamis, 08 November 2012

POHON LOKAL RIWAYATMU KINI

Hari ini saya diajak teman baik, Pak Kun namanya, dengan naik sepeda motor dari Kota Surabaya ke Desa Tanggulangin, sentra kerajinan kulit di Sidoarjo jaraknya + 28 km ditempuh dengan waktu + 45 menitan. Disepanjang perjalanan saya memperhatikan pohon-pohon yang menghiasi taman dan tepi jalan. Ada pohon yang menarik perhatian saya, yaitu pohon Maja (buah Mojo) (Aegle marmelos (L.) Correa). Konon, asal nama kerajaaan Majapahit (abad XIII-XV) berasal dari pohon ini, Majapahit berarti buah maja yang rasanya pahit.

Pohon Maja cocok tumbuh di wilayah Surabaya, itu terlihat di sepanjang jalan yang saya tempuh, pohon ini tampak tumbuh subur dan berbuah banyak. Pohon maja dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl. Pohon maja mampu tumbuh di lahan basah seperti rawa-rawa. Habitat seperti ini cocok dengan kondisi wilayah Surabaya yang berdataran rendah dan berawa.

Lalu saya teringat dengan tempat kota kelahiran saya, Kota Banjarmasin. Kondisi wilayahnya mirip dengan Kota Surabaya, berdataran rendah, banyak terdapat sungai dan rawa. Di daerah saya banyak tumbuh Pohon Galam (Melaleuca cajuputi ). Galam merupakan tumbuhan yang bisa mencapai tinggi 40 m dengan diameter + 35 cm. Tumbuhan ini tumbuh di rawa air tawar dan di daratan tergenang musiman di tepi laut. Pohon galam toleran terhadap tanah asam dan salinitas.

Kondisi wilayah Kota Banjarmasin adalah habitat yang cocok untuk tumbuh pohon galam. Namun sepengetahuan saya, di sepanjang jalan raya dan taman-taman yang ada di Kota Banjarmasin hampir tidak ada pohon galam. Yang di tanam malah bukan tanaman atau pohon lokal, tapi pohon palem dan akasia. Pohon palem tidak dapat tumbuh dengan baik di Kota Banjarmasin, kadang berdaun kuning dan akhirnya mati. Tentu hal ini harus memerlukan perawatan ekstra seperti disiram dan dipupuk. Sedangkan pohon akasia (acacia mangium willd) terlalu cepat tumbuh dan berpotensi menghambat tumbuhnya tanaman lain. Pohon akasia meluruhkan daun dan buah yang banyak sehingga dapat menganggu kebersihan kota.

Pohon galam dapat dijadikan sebagai alternatif pohon peneduh di tepi jalan atau taman. Meski tanaman pohon untuk khusus tepi jalan diutamakan yang mempunyai akar tunjang yang menghunjam masuk ke tanah, tidak menyebar agar tidak merusak permukaan jalan. Pohon galam dapat ditanam di sela-sela pohon utama agar tidak terkesan monoton, lebih bervariasi jadi lebih indah. Pohon galam berdaun rindang, secara estetika pohon galam juga cukup indah, karena mempunyai kulit pohon yang putih dan batang pohonnya dapat dibuat tumbuh lurus, bila pohon galam ditanam berjajar maka akan terlihat indah. Bibit pohon galam pun banyak tersedia dan mudah untuk didapatkan. Dari segi pemeliharaan, pohon galam tidak memerlukan perawatan khusus karena dapat tumbuh baik dan subur karena tumbuh di habitat aslinya.

Tuhan yang maha mengetahui, sudah menciptakan tumbuhan-tumbuhan di bumi sesuai dengan habitatnya masing-masing. Jadi kenapa kita menanam tumbuhan dataran tinggi ke daerah dataran rendah atau sebaliknya. Mari kita tumbuhkan gerakan menanam pohon lokal di habitatnya sendiri biar dapat tumbuh subur dan memberikan manfaat bagi kita semua.

"satu pohon rindang dapat mencukupi keperluan oksigen 2 orang manusia"


Referensi Tulisan:
http://id.wikipedia.org/wiki/Maja
http://alamendah.wordpress.com/2011/01/01/buah-maja-menjadi-asal-nama-majapahit
http://onanraja.blogspot.com/2010/09/hutan-galam-atau-kayu-galam.html
http://dhony-syach.blogspot.com/2011/06/manfaat-sebatang-pohon-menebang.html


Surabaya, diruang tengah asrama pucang yang penuh nyamuk, 8 Nopember 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar